STRATEGI BISNIS ONLINE


Saat ini banyak pelaku usaha, terutama yang berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memasarkan produk dan jasanya di internet. Pemasaran berbasis online (online marketing) semakin marak dengan kehadiran banyak situs jejaring sosial, seperti facebook dan twitter.
“Online marketing berhasil memotong saluran distribusi, sehingga bisa lebih efisien bagi penjual maupun pembeli, karena seller dan buyer bisa langsung bertemu. Ini direct marketing yang bila dikelola dengan baik akan bisa meningkatkan bisnis pelaku usaha,” ujar Dosen Departemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga Surabaya, Gancar Premananto.
Gancar mengatakan, pemasaran berbasis internet memang bisa menjadi peluang tersendiri bagi pelaku usaha yang masih berskala mikro dan kecil. Selain lewat blog/situs, pemasaran lewat media sosial juga bisa dioptimalkan, seperti lewat facebook dan twitter. Dengan cara yang relatif sederhana, murah, bahkan gratis, tentu UMKM bisa memanfaatkannya dengan mudah untuk memasarkan produk maupun jasanya.
Selain di jejaring sosial, cara pemasaran yang bisa digunakan adalah dengan mengakses situs-situs yang memfasilitasi penjualan produk dan jasa, seperti tokobagus.com, rumah123.com, mobil123.com, dan sebagainya.
Agar online marketing bisa sukses, Gancar memberikan sejumlah tips. Pertama, cara pemasaran yang digunakan harus mudah dipahami oleh semua kalangan, terutama karena belum semua orang paham teknologi. Misalnya, cara pembelian dibuat ringkas dan mudah. Jika memakai website atau blog, bagian-bagian yang ada di website/blog itu harus dibikin sesimpel mungkin.
Kedua, mengutamakan kualitas produk. Gancar menggarisbawahi, bantalan dari pemasaran berbasis online tetap pada produk. Sebagus apa pun konsep pemasaran online, tanpa ditunjang kualitas produk, tentu akan sia-sia. Bisa saja produk terjual, namun dalam jangka panjang tren penjualan pasti menurun karena konsumen merasa tidak puas. “Kualitas harus bagus juga untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, karena antara buyer dan seller kan tidak bisa kontak langsung untuk melihat barang. Buyer tertarik setelah melihat foto, karena itu kita memang harus memastikan bahwa produk yang dipasarkan benar-benar berkualitas sesuai harganya,” jelasnya.
Ketiga, merespons secara cepat pemesanan pembelian yang dilakukan oleh buyer. Quick response ini sangat bergantung pada ketersediaan barang yang dimiliki oleh seller. Jangan sampai ketika pembeli sudah mengirimkan uang pembelian, ternyata stok barang habis.
“Pemasaran lewat cara online harus memperhitungkan ketersediaan barang. Pelaku usaha harus memastikan stok, karena ini berkaitan dengan waktu pengiriman. Harus quick response untuk menjamin kepuasan pelanggan sekaligus membangun kepercayaan. Jangan sampai pengiriman lama dan nanti pembeli malah curiga kena penipuan,” ujar Gancar.
Keempat, pemasaran online mengharuskan adanya sistem pembayaran yang mudah, karena pembeli tak bisa bertatap muka dengan penjual. Maka pelaku usaha harus mempunyai nomor rekening bank. Selain itu, bisa pula menggunakan fasilitas pembayaran seperti Pay Pal jika skala usahanya sudah besar. “Bisnis dasarnya adalah trust. Kalau mau sukses ya harus profesional, jangan ada niat untuk menipu pelanggan,” kata dia.
Kelima, Gancar menyarankan agar UMKM yang menempuh cara pemasaran online untuk tidak lupa merawat dan menjaga loyalitas pelanggan. Selain bisa menggunakan sistem member, upayakan mengirim ucapan selamat kepada pelanggan saat hari-hari spesial, seperti Lebaran atau ulang tahun. “Ucapan-ucapan itu bisa dilakukan di facebook, twitter, atau dengan mengirim e-mail,” kata Gancar.
Keenam, memperhatikan tren yang disukai oleh pasar atau buyer. Di facebook, seller bisa melihat tren barang yang disukai oleh calon buyer-nya. “Misalnya, jika jualan jilbab, bisa diamati foto-foto calon pembelinya, suka pakai jilbab model seperti apa. Baru kemudian bisa ditawarkan jilbab-jilbab yang akan dijual,” kata dia.
Ketujuh, perlu juga dipikirkan agar membuat brosur atau newsletter sederhana tentang produk-produk terbaru yang dipasarkan melalui blog atau website. Brosur itu dikirim secara rutin ke e-mail pelanggan. “Itu untuk menginformasikan produk terbaru karena bisa saja pelanggan tidak rutin membuka alamat website penjual bersangkutan,” jelasnya.(www.kabarbisnis.com)